Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadikan produk kopi sebagai salah satu andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Oleh sebab itu, ekspor kopi akan terus ditingkatkan dalam tahun-tahun mendatang.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengatakan, Indonesia memasok kopi ke AS sebesar US$ 255,76 juta pada periode Januari-November 2015. Sedangkan pada 2014, ekspor kopi Indonesia ke AS sebesar US$ 323,22 juta.
"Besarnya nilai impor kopi Amerika Serikat merupakan tantangan dan peluang bagi semua negara, termasuk Indonesia," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Dia menjelaskan, dari data Kemendag, pada Januari-November 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia mencapai US$ 1,12 miliar. Angka ini meningkat 19,4 persen dibandingkan periode sama tahun 2014.
AS pun menduduki peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor kopi Indonesia, disusul Jepang sebesar US$ 98,2 juta, Jerman sebesar US$ 84,9 juta, Italia sebesar US$ 78,8 juta, dan Malaysia sebesar US$ 67,2 juta.
Sementara itu, menurut data UN Comtrade, pada 2014, Negara Paman Sam itu mengimpor kopi dari dunia sebesar US$ 5,88 miliar atau setara 18,9 persen dari total impor dunia. Nilainya meningkat 10,48 persen dibandingkan 2013.
Mayoritas kopi yang dipasok masih berupa biji kopi yang tidak disangrai, biji kopi yang disangrai, dan biji kopi yang disangrai dan tanpa kafein.
Salah satu upaya untuk mendongkrak ekspor kopi ke Indonesia adalah mengikuti pameran kopi spesial di AS, yaitu Specialty Coffee Association of America (SCAA) yang akan dihelat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada 14-17 April 2016.
"Ajang SCAA ini harus bisa kami manfaatkan untuk semakin meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat, tidak hanya dari volume, tapi juga dari kualitas kopi yang diekspor," kata dia.
Dalam pameran tersebut, lanjut Nus, Indonesia ditetapkan menjadi Official Portrait Country dalam pameran ini. Dengan begitu, Indonesia menjadi sorotan dari semua peserta dan penikmat kopi dunia.
"Kesempatan langka ini dapat dijadikan sebagai momentum yang baik bagi Indonesia untuk memantapkan branding Indonesia sebagai surga kopi dunia. Pameran SCAA adalah momen yang tepat karena pameran ini adalah (pameran) yang terbesar di dunia," kata dia.
Lanjut Nus, dalam pameran ini, pemerintah akan mendirikan Paviliun Indonesia 'Remarkable Indonesian Coffee-Home of World's Finest Coffee' dengan menampilkan kopi spesial terbaik dari seluruh daerah penghasil kopi dari Indonesia. Tentunya kopi spesial itu telah diseleksi dengan standar yang ditetapkan SCAA.
Untuk itu, Kemendag pun meminta semua asosiasi kopi Indonesia, seperti Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Asosiasi Eksportir dan Importir Kopi Indonesia (AEKI), dan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) untuk mengirimkan contoh kopi spesial.
"Kopi yang akan ditampilkan harus memenuhi standar speciality coffee SCAA karena hal ini menyangkut branding kopi di Indonesia. Pemerintah berkomitmen menjaga citra dan kualitas kopi di Indonesia," kata dia.
Menurut data International Coffee Organization, pada 2014, Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Produksinya diperkirakan mencapai 622 ribu metrik ton (MT) per tahun.
Indonesia pun juga tercatat sebagai eksportir kopi spesial arabika terbesar kedua di dunia dengan volume 150 ribu ton per tahun.
Tak hanya itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang punya varian kopi terbanyak. Ada hampir 100 jenis varian kopi arabika yang diciptakan sejak tahun 1699, seperti Sumatera Lintong, Java Estate, Sulawesi Toraja, dan Papua Wamena. Kopi-kopi ini nantinya akan dipamerkan dalam pameran SCAA nanti.
"Masih banyak varian kopi Indonesia yang masih perlu diperkenalkan, seperti kopi dari Papua, Flores, dan Bali," ujar Nus. (Dny/Ahm)
liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar